Skip to content

OWASP Mobile Top 10

Pengantar Keamanan Aplikasi Mobile

Apa Itu OWASP Mobile Top 10?

OWASP Mobile Top 10 adalah daftar sepuluh risiko keamanan paling kritis dalam pengembangan aplikasi mobile. Disusun oleh Open Worldwide Application Security Project (OWASP), daftar ini bertujuan membantu:

  • Developer
  • Tester keamanan
  • Profesional IT

untuk memahami ancaman utama dan mengambil langkah mitigasi yang tepat.


Statistik Terkini (2023)

  • 📱 6,92 miliar pengguna smartphone di seluruh dunia.
  • 🌐 70% lalu lintas internet berasal dari perangkat mobile.
  • 🛡️ Aplikasi mobile menjadi target serangan karena banyaknya data sensitif yang disimpan dan diproses.

Daftar Risiko Utama: OWASP Mobile Top 10

NoKategori Risiko
M1Improper Credential Usage
M2Inadequate Supply Chain Security
M3Insecure Authentication/Authorization
M4Insufficient Input/Output Validation
M5Insecure Communication
M6Inadequate Privacy Controls
M7Insufficient Binary Protections
M8Security Misconfiguration
M9Insecure Data Storage
M10Insufficient Cryptography

1. M1: Improper Credential Usage

Masalah

Penyalahgunaan kredensial seperti API keys, password, token autentikasi, atau sertifikat secara tidak aman.

Contoh Kasus

  • Menyimpan kredensial dalam source code.
  • Menyimpan password dalam SharedPreferences tanpa enkripsi.
  • Menggunakan HTTP Basic Auth tanpa HTTPS.

Vektor Serangan

  • Reverse Engineering
  • Sniffing Jaringan (MITM)

Mitigasi

✅ Gunakan enkripsi saat menyimpan kredensial
✅ Gunakan secure storage seperti Android Keystore / iOS Keychain
✅ Selalu gunakan HTTPS untuk komunikasi


2. M2: Inadequate Supply Chain Security

Masalah

Penggunaan library atau dependency dari pihak ketiga yang rentan atau tidak diverifikasi.

Contoh Kasus

  • Serangan pada library JavaScript event-stream (NPM, 2018)
  • Dependency Confusion Attack oleh Alex Birsan (2021)

Vektor Serangan

  • Supply chain attack pada dependency
  • Dependency confusion

Mitigasi

✅ Verifikasi sumber library dan dependency
✅ Gunakan tools analisis keamanan seperti Snyk atau OWASP Dependency-Check
✅ Batasi akses repository internal


3. M3: Insecure Authentication / Authorization

Masalah

Sistem autentikasi lemah yang memungkinkan penyerang masuk ke akun pengguna.

Contoh Kasus

  • Brute-force attack
  • Credential stuffing
  • Bypass token

Vektor Serangan

  • Brute-force
  • Man-in-the-Middle
  • Token manipulation

Mitigasi

✅ Gunakan Two-Factor Authentication (2FA)
✅ Batasi jumlah percobaan login
✅ Gunakan token JWT dengan signature kuat
✅ Gunakan biometrik dengan pendekatan keamanan tinggi


4. M4: Insufficient Input/Output Validation

Masalah

Input pengguna tidak divalidasi dengan benar, memungkinkan eksploitasi seperti SQL injection atau XSS.

Penyebab

  • Tidak ada filtering input
  • Tidak ada encoding output
  • Eksekusi langsung input pengguna

Mitigasi

✅ Validasi semua input sesuai format dan panjang maksimal
✅ Gunakan parameterized query untuk database
✅ Lakukan escaping/output encoding


5. M5: Insecure Communication

Masalah

Komunikasi jaringan tanpa enkripsi memadai, memungkinkan penyadapan atau manipulasi data.

Penyebab

  • Penggunaan HTTP bukan HTTPS
  • TLS dikonfigurasi salah
  • Algoritma enkripsi usang

Dampak

  • Data bisa disadap (MITM)
  • Kredensial login atau kartu kredit dicuri

Mitigasi

✅ Gunakan HTTPS dan TLS terbaru
✅ Blokir komunikasi HTTP
✅ Gunakan certificate pinning


6. M6: Inadequate Privacy Controls

Masalah

Kontrol privasi yang tidak memadai menyebabkan kebocoran informasi identitas pribadi (PII).

Vektor Serangan

  • Kebocoran data (data leakage)
  • Izin berlebihan (over-permission)
  • Berbagi data tanpa transparansi

Mitigasi

✅ Minimalkan pengumpulan data sensitif
✅ Hapus cache dan clipboard setelah digunakan
✅ Transparan dalam kebijakan privasi


7. M7: Insufficient Binary Protections

Masalah

Aplikasi rentan terhadap reverse engineering, modifikasi APK/IPA, atau runtime hooking.

Vektor Serangan

  • Reverse engineering
  • APK tampering
  • Runtime manipulation

Mitigasi

✅ Obfuscate kode (ProGuard/R8) ✅ Gunakan anti-tampering mechanisms ✅ Deteksi debugging dan root/jailbreak


8. M8: Security Misconfiguration

Masalah

Konfigurasi default yang tidak aman atau izin berlebihan meningkatkan kerentanan aplikasi.

Penyebab

  • Debugging aktif di versi produksi
  • Endpoint API tidak diamankan
  • Izin berlebihan

Mitigasi

✅ Nonaktifkan logging/debugging di build release
✅ Konfigurasikan server dengan baik (CORS, headers, etc.) ✅ Minimalisir permintaan izin hanya pada yang dibutuhkan


9. M9: Insecure Data Storage

Masalah

Data lokal disimpan tanpa perlindungan memadai, memungkinkan pencurian atau manipulasi.

Vektor Serangan

  • Database SQLite diekstrak
  • Data eksternal disadap
  • Reverse engineering mencari hardcoded secrets

Mitigasi

✅ Enkripsi data lokal ✅ Gunakan secure storage API ✅ Hindari menyimpan data sensitif dalam plain text


10. M10: Insufficient Cryptography

Masalah

Penggunaan algoritma enkripsi lemah atau implementasi yang tidak aman.

Contoh

  • Menggunakan MD5 atau SHA1 untuk hashing password
  • Enkripsi tanpa salt atau IV

Mitigasi

✅ Gunakan algoritma enkripsi modern seperti AES-256 ✅ Gunakan PBKDF2 atau Argon2 untuk hashing password ✅ Pastikan enkripsi end-to-end untuk data sensitif


Kesimpulan

Keamanan aplikasi mobile sangat penting karena: 🔹 Data sensitif sering disimpan dan diproses di perangkat
🔹 Serangan semakin canggih dan sulit dideteksi
🔹 Reputasi dan kepercayaan pengguna bisa hancur jika terjadi pelanggaran data

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip OWASP Mobile Top 10, kita dapat: ✅ Mencegah eksploitasi kerentanan
✅ Melindungi data pengguna
✅ Membangun aplikasi yang lebih aman dan andal